Menunda  Pekerjaan

Ada suatu kebiasaan yang akan menghambat efektivitas dan optimalisasi waktu yang kita miliki, yaitu kebiasaan menunda. Hebatnya, sebagian orang merasa bahwa menunda pekerjaan itu lebih baik. Padahal, kebiasaan menunda hampir pasti mengundang masalah bila tidak di dasarkan pada perhitungan matang apalagi kebiasaan menunda dekat dengan sifat malas.
Dalam setiap waktu ada kewajiban yang harus kita tunaikan. Andaikan kita tunda maka pekerjaan lain pasti akan menyusul sehingga pekerjaan makin menumpuk. Akhirnya, banyak energi, waktu dan biaya terbuang percuma. Contohnya ada seorang pelajar yang akan menghadapi ujian. Dalam hati ia berkata, “ Saya akan belajar nanti malam saja supaya lebih tenang” . Ketika malam datang ia berkata lagi, “Ah nanti subuh saja saya akan belajar mati-matian lagi pula gampang masuk”. Apa yang terjadi ? Dia terlambat dan bangun kesiangan dan telat masuk kelas. Akhirnya, ujianya dapat nilai rendah.
Ada sebuah nasihat dai Imam Hasan Al-Bashri yaitu “ Waspadalah kamu dari menunda pekerjaan, karena kamu berada pada hari ini bukan besok. Kalaulah esok akan hari menjadi milikmu maka jadilah kamu seperti hari ini. Kalau esok tidak menjadi milikmu , niscaya kamu tidak akan menyesali apa yang telah berlalu dari harimu. “ dan diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz setiap kali menyelesaikan satu pekerjaan ia langsung mengerjakan pekerjaan lain. Jika pada siang hari pekerjaannya belum selesai ia menggunakan waktu malamnya untuk menyelesaikannya begitu seterusnya hingga pekerjaanya selesai sehingga pada suatu hari ada seorang kawan lama yang berkata padanya “ Luangkanlah waktu untukku supaya kita bisa berbincang-bincang tentang masa muda kita dulu ?” Umar menjawab, “Setelah hari itu (hari pengangkatanku menjadi khalifah) tidak ada waktu luang bagiku. ’’ Maka dari itu kita mesti menjauhi kebiasaan menunda.
            Umur manusia sangatlah pendek sehingga menunda-nunda pekerjaan bukanlah keputusan yang bijak. Orang yang giat dalam bekerja akan selalu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya tepat pada waktunya. Jika hidup keseharian seseorang bisa seperti ini, maka pada saat apapun ia meninggal dunia, ia akan meninggalkan nama harum karena etos kerjanya yang tinggi. Banyak yang memujinya . Berbeda dengan orang yang selalu menunda-nunda pekerjaan. Bila kematian mendadak menjemputnya, niscaya ia akan mengeluh, “Seandainya saya melakukan pekerjaan itu, seandainya saya… “
Sumber (Republika dan A. Mu’thi Khalif )